MAKALAH
KETERAMPILAN SASTRA RESEPTIF
(SASTRA DENGAN FIKSI
ILMIAH/FIKSI SAINS)
NAMA ANGGOTA
DIAJENG CAHYANINGRUM (201810080311062)
NADIA ANSTASIA PUTRI
PRATAMA (201810080311063)
PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pengertian sintaksis, fiksi menunjuk pada sekumpulan teks dengan ciri-ciri khas dan dalam pengertiansemantik, fiksi menunjuk pada status denotatum, yaitu rekaan. Namun, kedua pengertian tersebut Saling berkaitan: dalam fiksi terdapat fiksi, dan semua masalah mengenai penggunaan kata "fiksi" dengan sendirinya akan tersingkirkan. Akan tetapi, kenyataannya tidak begitu. Ada juga nonfiksi di dalam fiksi, dan kadang-kadang fiksi di dalam nonfiksi.
Dalam pengertian sintaksis, fiksi menunjuk pada sekumpulan teks dengan ciri-ciri khas dan dalam pengertiansemantik, fiksi menunjuk pada status denotatum, yaitu rekaan. Namun, kedua pengertian tersebut Saling berkaitan: dalam fiksi terdapat fiksi, dan semua masalah mengenai penggunaan kata "fiksi" dengan sendirinya akan tersingkirkan. Akan tetapi, kenyataannya tidak begitu. Ada juga nonfiksi di dalam fiksi, dan kadang-kadang fiksi di dalam nonfiksi.
Pada
dasarnya sains dapat diartikan yaitu suatu cara untuk mempelajari berbagai
aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik & melalui
berbagai metode saintifik yang terbakukan. Sain
dan penemuanya menduduki tempat yang penting dalam masyarakat dan bahkan
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Sejak lahir seseorang
bayi mendapatkan pertolongan dokter dengan ilmunya (sains) bahkan sejak dalam
kandungan telah dibina dengan pertolongan sains.
1.2 Rumusan Masalah
1) Pengertian
fiksi sains
2) Hubungan
antara sastra dan fiksi sains
3) Peran
sastra dalam fiksi sains
4) Contoh
karya sastra yang bertema fiksi sains
1.3 Tujuan Masalah
Untuk mengetahui keterkaitan Sastra dengan
fiksi sains
BAB II
PEMBAHASAN
1.Fiksi Sains
Science Fiction adalah “istilah Inggris yang umum dipakai
untuk menunjukan sejenis sastra yang berdasarkan ilmia-aktual dan mutakhir,
menggambarkan petualangan di angkasa raya, biasanya di masa depan. Roman science fiction yang baik mengusahakan suatu
realisme: konflik-konflik psikologi diproyeksikan ke dunia khayal, data-data
teknis dan ilmiah secara konsekuen diterapkan secara khayal.”
Sains
dan penemua telah menduduki tempat yang penting dalam masyarakat dan bahkan
menjadi bagian kehidupan masyarakat itu sendiri. Tak seorangpun dalam
masyarakat yang maju yang lepas dari pengaruh sain. Tidak hanya dalam kehidupan
dimasyarakat, tapi di masa ini sains masuk kedalam fiksi.
2. Hubungan Antara Sastra dan Fiksi Sains
Karya sastra, sebagai sebuah produk
intelektual, memiliki peran dalam mencerdaskan bangsa. Sastra juga memberikan
pengaruhnya dalam menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa
depan. Karena itu, peran dan pengaruh sastra dalam transformasi budaya memang
tidak boleh dipandang sebelah mata. Apresiasi terhadap sastra juga harus terus
ditumbuhkan dan digalakkan jika kita benar-benar menginginkan Indonesia menjadi
bangsa yang maju.
Prosa fiksi sains adalah jenis prosa yang di
dalamnya memuat unsur-unsur ilmiah. Kelahiran fiksi sains telah banyak
memberikan pengaruh pada kehidupan, khususnya dalam pengembangan sains dan
teknologi yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Fiksi sains telah memberikan suntikan
imajinasi kepada pembaca. Sementara imajinasi itu sendiri merupakan modal utama
dalam pengembangan sains. Tidak heran jika para ilmuwan terkemuka mengakui
kekuatan imajinasi. Terlebih lagi ketika kita mengingat berbagai penemuan sains
yang terinspirasi dari karya fiksi. Ini membuktikan bahwa sains dan fiksi bisa
saling mengisi. Antara fiksi dan sains bukanlah dua bidang keilmuwan yang
bertolak belakang, melainkan bisa saling bersinggungan untuk kemudian
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan.
Karya-karya fiksi sains juga telah membantu
menyebarluaskan dan mendekatkan masyarakat dengan dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi. Letupan-letupan imajinasi yang muncul ketika membaca fiksi sains
akan mendorong pembaca tergugah, tertantang, dan termotivasi untuk
mengembangkan iptek lebih jauh.
Dalam sejarah sastra Indonesia, kemunculan
fiksi sains memang belum lama dikenal, tetapi ia telah memberikan warna baru
yang menyegarkan. Terlebih lagi beberapa karya fiksi sains yang terbit ternyata
amat digemari pembaca. Hal itu merupakan sesuatu yang menggembirakan. Sebab
fiksi sains punya peran dalam mengikis anggapan negatif sebagian orang tentang
dunia sains.
Dengan membaca fiksi sains, kita akan tahu
bahwa masalah-masalah sains itu tidak sempit, sains itu mudah dan menyenangkan,
sains bukan hanya materi yang bisa dipelajari di kelas dan laboratorium. Sains
juga bukan ilmu yang hanya digeluti oleh orang-orang tertentu, tetapi siapa pun
perlu dan penting mempelajarinya. Demikian pula dengan karya fiksi sains, siapa
saja boleh dan memiliki peluang untuk bisa menulis genre prosa fiksi ini.
4. Contoh Karya Sastra yang Bertema Fiksi Sains
Salah satu contoh fiksi
ilmiah yaitu yang terdapat buku karangan Jules Verne yang berjudul 80 Hari
Keliling Dunia. Tampak di buku tersebut pengaranga begitu cermat, dan apa yang
ditulis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sebagaimana mengapa
perjalanan itu lebih cepat satu hari dari satu hari dari rencana semula, karena
perjalanan ini menuju ke timur, tidak kea rah barat. Karena ia berjalan kea rah
matahari, hari menjadi singkat 4 menit setiap ia melampaui satu dari 360
derajat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, dan ide. Melalui karya sastra, pengarang dapat
menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada disekitarnya. Sastra
sebagai produk budaya berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam
masyarakat. Sastra ditulis dengan penuh penghayatan dan sentuhan jiwa yang
dikemas dalam imajinasi yang dalam tentang kehidupan.
Fiksi ilmiah merupakan genre
sebuah karya sastra. Fiksi ilmiah merupakan cerita imajinatif yang berlatar
belakang ilmu pengetahuan dan dapat benar-benar terjadi. Fiksi ilmiah sendiri
memberikan ruang kebebasan bagi para pengarang untuk menembus batas-batas imajinasi
yang paling mungkin untuk diraih. Banyak juga ilmuwan memilih jalur fiksi
ilmiah untuk mengekspresikan penjelajahan intelektual mereka dengan lebih
bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Rampan, K. L. (1999). Aliran-Jenis Cerita
Pendek. Jakarta: Balai Pustaka.
Rokhmansyah, A. (2014). Studi Pengkajian
Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukarno, N. K. (1981). Dasar-Dasar Penddikan
Sains. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Wicaksono, a. (2014). Menulis Kreatif Sastra
dan Beberapa Model Pembelajarannya. Yogyakarta: Garudhawaca.
Zoest, A. V. (1990). Fiksi dan Nonfiksi dalam
Kajian Semiotik. Jakarta: Intermasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar