SASTTRA DAN GENDER
A. Sastra
dan Gender
Karya sastra lahir dari sebuah renungan seorang sastrawan yang
ingin mengungkapkan apa yang dipikirannya tentang pandangan dunia ideal. Karya
sastra akan berisi pandangan seorang pengarang yang diilhami oleh imajinasi dan
realitas budaya pengarang. Dengan demikian karya sastra
yang merupakan hasil ekspresi pengarang dimungkin dari latar belakang sosial
budayanya. Karya-karya kreatif dalam karya sastra perempuan, menggambarkan
kehidupan dunia perempuan yang ingin terlepas dari belengggu ketidakadilan
laki-laki.
Gender merupakan perbedaan laki-laki dan perempuan di pandang dari
struktur sosial di masyarakat. adanya perbedaan gender sesungguhnya tidak akan
menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities). Ketidakadilan
tersebut disebabkan oleh ideologi,
struktur dan sistem sosial budaya yang menghendaki adanya steotipe gender yang
membedakan ruang dan peran keduanya dalam berbagai bidang kehidupan.
B.
Kaitan Sastra dengan Gender
Konsep
gender pada umumnya dikaitkan dengan konstruksi peran yang didapatkan laki-laki
dan perempuan dalam sistem masyarakat yang kemudian juga meluas pada relasi
yang terjadi di antara kedua jenis kelamin tersebut. Persoalan yang berkaitan
dengan gender ini menjadi semakin kental ketika dalam relasi gender tersebut
terjadi ketimpangan yang didalmnya terdapat hubungan subordinatif. Penyebab
timbulnya relasi terbangun antara laki-laki dan perempuan oleh sistem
patriarki.
Karya sastra Perempuan, beberapa karya sastra karya perempuan
merupakan sebuah jawaban dari kehidupan dunia perempuan dalam bersastra.
Penulis perempuan mencoba berperaan aktif dalam menanggapi dan merespon
perkembangan gender dan menggunakan peluang untuk mengungkapkan ide-ide
kreatifnya ke dalam karya sastra. Pemikiran kreatif penulis perempuan tersebut
dalam menciptakan karyanya menggambarkan realita kehidupan secara kodrati
sebagai perempuan, dan ungkapan tentang ketidakadilan perlakuan laki-laki.
Kaitan sastra dengan gender tidak hanya dalam karya sastra perempuan tetapi
juga kritik sastra atau kompleksitas gender dalam karya sastra Indonesia,
yaitu:
a)
Ragam Kritik Sastra Feminis
1. Kritik sastra feminis aliran perempuan sebagai
pembaca (woman as reader)
2. Kritik sastra feminis ginokritik
3. Kritik sastra feminis psikoanalisis
4. Kritik sastra feminis markis
5. Kritik feminis hitam (black feminis criticsm) dan lesbian
b)
Penerapan Kritik Sastra Feminis terhadap
Novel-novel Indonesia
Belum ditemukan kajian secara khusus membahas
citraan perlawanan simbolis terhadap hegomoni patriarkat dalam bidang
pendidikan dan peran perempuan di sektor publik novel-novel Indonesia.
kebanyakan pengarang laki-laki masih menganggap feminitas sebagai sesuatu yang
ideal bagi perempuan, dan tidak mengherankan jika tokoh-tokoh yang keibuan,
pandai mengatur rumah tangga, lembut dan penyayang, menjadi figure yang sering
ditampilkan. Sementara itu, para karakter yang diciptakan para penulis
perempuan, feminitas sering kali dianggap tidak sesuai dengan konsep kemajuan
perempuan.
c)
Feminisme Islam
Feminisme Islam mulai dikenal pada 1990-an (Mojab, 2001). Feminisme
ini berkembang terutama di Negara-negara yang mayoritas penduduknya bergama
Islam, seperti Arab, Mesir, Maroko, Malaysia, dan Indonesia. Kekhasan feminisme
Islam adalah berupaya untuk membongkar sumber-sumber permasalahan dalam ajaran
Islam dan mempertanyakan penyebab munculnya dominasi laki-laki dalam penafsiran
hadis dan al-quran
C.
Contoh Sastra dengan Gender
Novel Cerita Cinta Enrico
karya Ayu Utami bertemakan tentang keinginan untuk memperoleh kebebasan dalam
memilih jalan hidup. Dalam novel Cerita
Cinta Enrico adanya perspektif gender yang meliputi kesetaraan dan ketidakadilan
gender tersebut. Kesetaraan gender dalam novel ini yaitu dalam hal pendidikan,
pekerjaan, dan sosial. Sedangkan ketidakadilan gender dalam novel ini menilai
perempuan adalah makhluk yang lemah, subordinasi perempuan terhadap laki-laki,
serta pembentukan stereotip atau pelabelan negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar