Senin, 02 Maret 2020

SASTRA DAN MEDIA SOSIAL


SASTRA DAN MEDIA SOSIAL

1.      Media Sosial
Pengertian media sosial menurut Oetama Jakob (2006: 34) adalah sebuah  kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran “user-generated content”. Pengguna media sosial bisa mendapatkan akses bebas seperti mengedit, menambahkan, memodifikasi tulisan, gambar,, video, grafis, dan berbagai konten lainnya secara mudah dan biaya yang murah. Media sosial juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Standar yang digunakan untuk menilai hal itu ialah banyaknya pengguna yang dimiliki oleh masing-masing jejaring sosial ini.

2.      Hubungan antara Sastra dengan Media Sosial
Media sosial memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Berbagai fasilitas yang ada pada media sosial telah membantu para penggunanya untuk berkomunikasi, pencarian informasi, dan berkarya. Dalam berkarya,  penulis biasanya memiliki pikiran-pikiran baru tentang penggambaran suatu hal dan disertakan contoh konkret sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca atau pengguna lain. Contoh media sosial yang bisa digunakan untuk menulis karya sastra ialah Facebook dan Twitter. Hubungan antara media sosial dengan  sastra dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.

3.      Dampak Positif Hubungan Sastra dengan Media Sosial
Dampak positif dari adanya hubungan antara sastra dan media sosial ialah memudahkan para penggunanya untuk menciptakan berbagai karya sastra dan memudahkan bagi pembaca untuk menikmatinya. Contoh tulisan di era modern yang memanfaatkan media sosial ialah karya sastra berupa novel EL (Luluk HF, 2017 wattpad), Cinta, Kenangan, dan Hal-hal yang Tak Selesai (Gramedia Pustaka Utama, 2010), Nama yang Mendera: Antologi Prosamini (Citra Aji Parama, 2010), dan lain-lain.
Contoh konkret dari media sosial ialah Whatsapp yang memungkinkan penggunanya untuk menuangkan idenya dalam 250 karakter. Hal itu mampu merangsang kreativitas para pengguna. Di lain sisi, Twitter juga memiliki peran tersendiri yang mampu menjadi sarana penuangan ide. Dalam #anjinggombal, yang menuangkan ide berdasarkan pendekatan yang kontekstual, seperti penggunaan plesetan peribahasa dan ekspresi-ekspresi dari gagasan di twitter itu telah dikumpulkan dan telah diterbitkan pada tahun 2010. Salah satu contoh buku yang diterbitkan berdasarkan tulisan di Twitter ialah buku berjudul Percikan: Kumpulan Twitter @gm_gm karya Goenawan Mohamad yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2011. Dengan demikian, dampak positif dari hubungan sastra dengan media sosial ialah memudahkan pengguna untuk menyampaikan ide dan gagasannya sehingga mampu melahirkan karya sastra berupa fiksimini, prosamini, cerpen atau novel kolaboratif, dan flash fiction. Selain itu, adanya hubungan antara sastra dengan media sosial juga menumbuhkan relasi personal dan komunal walaupun tidak pernah bertatap muka atau berkenalan secara langsung.

4.      Dampak Negatif Hubungan Sastra dengan Media Sosial
Selain memiliki dampak positif, hubungan sastra dengan media sosial juga memiliki dampak negatif. Koran Tempo pernah menuliskan bahwa karya sastra berupa puisi belum menampakkan sumbangan atau kontribusi yang nyata bagi perkembangan kesastraan nasional (Basral, 2007). Hal itu dikarenakan tidak ada seleksi secara ketat ketika suatu karya akan dipublikasikan. Penilaian terhadap kelayakan terbit atau tidaknya karya sastra menjadi lebih subjektif karena media sosial yang terlalu memberikan kebebasan bagi penggunanya. Selain itu, sifat media sosial yang terbuka dan telah mendunia juga mampu memunculkan puisi-puisi yang “bermasalah” atau sekedar pengolahan kata yang berasal dari karya atau ide orang lain dan bisa sampai ke tindakan plagiasi dengan mudah.

5.      Karya Sastra yang Populer di Media Sosial
Adanya media sosial menjadikan para penulis lebih mudah dalam menyampaikan dan menyimpan ide dan gagasan tentang apa yang akan dituliskannya. Beberapa ide dan gagasan yang telah dituliskan itu lalu dikembangkan sehingga menjadi populer di media sosial dan kemudian diterbitkan menjadi buku sehingga memberikan keuntungan bagi para penulis. Beberapa contoh karya sastra yang populer di media sosial dan telah diterbitkan menjadi buku adalah sebagai berikut:
a.       Novel EL (Gramedia, 2017), merupakan novel karya dari Luluk HF seorang mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Malang, yang mana novel tersebut merupakan novel yang ditulis pada aplikasi Wattpad dan novel tersebut kemudian difilm-kan.
b.      Mariposa (Gramedia, 2018), juga merupakan novel kedua dari Luluk HF yang akan segera difilmkan.
c.       Nama yang Mendera: Antologi Prosamini (Citra Aji Parama, 2010), merupakan prosamini karya dari Ibnu Wahyudi.
d.      Cinta, Kenangan, dan Hal-hal yang Tak Selesai (Gramedia Pustaka Utama, 2011).
Biarkan Aku Mencintaimu dalam Sunyi: Email terbuka seorang selingkuhan (Gradien).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SASTRA DENGAN MASYARAKAT

Hubungan Sastra dan Masyarakat MOHAMAD AZRUL NIZAM (038) ARYANDY BIMBY ARIFATUR(067) LATAR BELAKANG Sastra ialah penggambaran d...