Selasa, 03 Maret 2020

PUNCAK-PUNCAK SASTRA INDONESIA



PUNCAK-PUNCAK SASTRA INDONESIA

Kriteria Pemilihan Karya Puncak Sastra
Ada tiga kriteria yang dibuat sebagai pertanggungjawaban penulis mengapa buku ini hanya memilih 21 (dua puluh satu) karya yang saya sebut karya puncak sastra Indonesia.
Kriteria Pertama: Inovasi. Karya tersebut merupakan karya pembaruan baik dari segi tema maupun bentuk. Ia bisa merupakan karya yang pertamakali mengangkat tema tertentu yang belum pernah ada sebelumnya, atau karya yang bentuknya mula-mula dianggap eksperimen namun kemudian mencapai bentuk selaras dan sempurna sebagai sebuah karya sastra. Bisa juga ia mengangkat tema yang bersifat pembaruan dari tema-tema yang pernah muncul dalam karya-karya sebelumnya.
Kriteria Kedua: Pengaruh. Dilihat dari tiga hal sebagai berikut: (1) Pengaruh kepada masyarakat atau pembaca ditandai dengan adanya pengakuan atas karya tersebut dari masa ke masa sehingga karya tersebut menjadi semacam “legenda” (2) Adanya kontroversi atau polemik dalam masyarakat atas karya tersebut, dan (3) Adanya reaksi dari pemerintah berupa pencekalan, pelarangan, atau pembatasan baik kepada karya itu sendiri maupun kepada pengarangnya. Kontroversi/polemik dalam masyarakat dan reaksi dari pemerintah telah dengan sendirinya menyiratkan pengaruh dari karya tersebut dan arti penting kehadirannya.
Kriteria Ketiga: Partisipasi. Yang dimaksud di sini ialah adanya para pengarang lain yang ikut melibatkan diri atau berkarya dalam genre tersebut sehingga melahirkan semacam “aliran”. Termasuk dalam kriteria ini ialah: Puisi Mbeling karya Remy Syalado yang melahirkan karya-karya sejenis dari aliran ini,Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang melahirkan “aliran sapardian”, Arsitektur Hujan karya Afrizal Malna yang melahirkan “aliran afrizalian”, dan Atas Nama Cinta: Sebuah Puisi Esai karya Denny JA yang diikuti oleh penerbitan karya-karya puisi esai dari para pengarang lainnya.
Karya Sastra Yang Populer Di Zaman Sekarang
Ada dua belas karya sastra yang memenuhi lebih dari satu kriteria dan yang populer yaitu: Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana,Belenggu karya Armijn Pane, Saman karya Ayu Utami, Tanah Airkarya Muhammad Yamin, Percikan Permenungan karya Rustam Effendi, Nyanyi Sunyi karya Amir Hamzah, Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar, Puisi Mbeling karya Remy Syalado, Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, Arsitektur Hujankarya Afrizal Malna, dan Atas Nama Cinta karya Denny JA.
Tahun Periode Puncak Sastra
Angkatan 1966 - 1970an
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya (((Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, (Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan (Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, (Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lainnya.

Dari hasil penyusunan makalah penulis menemukan beberapa kesimpulan mengenai pembahasan yang sudah di bahas. Karya sastra adalah sebagai imajiner yang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan realitas di lingkungannya. Karya satra tidak lepas dari perang seorang pengarang. Pencipta sastra merupakan bagian dari masyarakat yang dengan sengaja atau tidak mencurahkan masalah kehidupan pribadi dan masyarakat sebagai objek dengan di bumbui dengan segala imajinasi agar menjadi sebuah karya yang bermakna. Pengarang menghayati semua hasil karya yang di buatnya agar bisa di nikmati oleh semua kalangan yang ada di indonesia. Sastra di indonesia sudah ada sejak zaman dulu sekali bahkan pada zaman purba di mana manusia-manusia purba mulai menggambar dan menulis semua di dalam gua-gua, sehingga menghasilkan karya-karya sastra.



Ahmad Arif Kurniawan (201810080311040)
Siti Nur Jannah (201810080311041)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SASTRA DENGAN MASYARAKAT

Hubungan Sastra dan Masyarakat MOHAMAD AZRUL NIZAM (038) ARYANDY BIMBY ARIFATUR(067) LATAR BELAKANG Sastra ialah penggambaran d...